"I was raised to treat the janitor with the same respect as the CEO."
Gan, apa kabar buah hati di rumah? Pastinya sudah banyak ketrampilan kognitif dan motorik yang sudah dikuasai si Kecil, ya! Nah, agan sebagai orang tua pastinya bangga banget punya anak yang cerdas dan aktif. Tapi, bagaimana dengan perkembangan karakter anak agan? Sebab, sekarang banyak banget nih anak cerdas secara IQ tapi tidak dengan EQ-nya.
Hasilnya? Jelas, meski anak tersebut cerdas secara kognitif, tapi sikap dan omongannya sering banget nyelekit di hati. Adaw! *Kunyah beling*. Dipikir-pikir nih gan, bukankah lebih menyenangkan kalau punya anak yang unggul dalam intelektual dan anggun dalam moral? In short, anak jadi mampu bersikap santun dan manis kepada siapa pun, dimana pun, dan kapan pun. Wew... *mupeng*. Nah, gimana caranya? Yuk, simak beberapa tips keren berikut ini!
Berikan contoh langsung
Agan perlu tahu kalau si Kecil tidak bisa mengenal kebaikan begitu aja tanpa adanya stimulasi. Stimulasi di sini berarti agan harus siap menjadi role model kebaikan buat anak. Iya lah gan, kan nggak lucu kalau agan pengen anak yang manis tapi si Kecil sendiri lebih sering ngeliat sesuatu yang amis-eh ikan keles-, maksudnya bengis. wkwkwk.
Nah, anak akan mulai mempelajari kebaikan saat ia mengenal bahasa atau memegang benda-benda di sekitarnya. Oleh karena itu, biasakan untuk menggunakan bahasa yang santun saat berkomunikasi dengan anak dan hindari penggunaan intonasi tinggi. Kalau nggak ada contoh kasar, besar kemungkinan anak juga terhindar dari perilaku kaya begitu, gan!
Dorong anak untuk berbagi
Sikap rendah hati si Kecil juga bisa mengalir dengan spontan bila ia terbiasa berbagi. Yap, anak yang terbiasa berbagi segala sesuatu dengan saudara atau temannya akan tumbuh menjadi sosok yang hugable alias bikin gemes dan meleleh. Hehehe. Sebab, kemampuan seseorang untuk berbagi itu emang biasanya berbanding lurus dengan tingkat kematangan berpikir.
Nah, coba bayangkan kalau si Kecil yang baru duduk di bangku Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar sudah mampu menguasainya? Agan bisa memulainya dengan melatih anak untuk meminjamkan mainan kepada teman lainnya saat mereka sedang bermain bersama. Atau, sekadar membagi dua makanan yang tengah ia pegang dengan saudara atau temannya. It maybe sounds so simple but it really works.
Ajak peluk pohon
Kebaikan pada diri si Kecil juga perlu di-expand, gan! Artinya, ngga cuma manusia aja yang bisa merasakan kebaikan anak, tapi alam sekitarnya pun demikian. Nah, latih kepekaan anak dengan hal sederhana seperti memeluk pohon. Buat anak merasa bahwa ia perlu menjaga lingkungannya dengan menanamkan rasa cinta dan sayang pada pohon. Kalau sama pohon aja si Kecil begitu sayang, apa lagi sama orang tua yang mengajarkannya? Tul ngga gan? Hehehe.
Ajak pelihara binatang
Saat anak sudah mulai tumbuh kembang dengan baik dan cukup mandiri, asah ketrampilan barunya, yuk! Yap, selain mencintai tanaman, ada bagusnya kalau agan mengenalkan anak pada hewan-hewan kecil nan lucu. Ajak anak untuk tak hanya mengagumi mereka lewat gambar dan video, tapi juga menyentuh dan merawatnya secara langsung.
Agan bisa mendampingi anak saat melakukan perawatan hewan-hewan mungil tersebut. Misalnya saja nih, agan melatih anak memelihara ikan. Maka dampingilah si Kecil ketika akan memberi makan ikan. Jangan sampai kebanyakan yang malah bikin si ikan megap-megap minta tolong. Termasuk juga ajak si Kecil nguras air ikan seminggu sekali. Hal sederhana seperti ini akan bantu melatih empati anak sejak dini.
Ternyata sederhana banget kan gan cara buat melatih anak agan rendah hati sejak dini? Terkadang memang anak tidak mencari sesuatu yang baik dari hal yang muluk-muluk, gan. Ia cukup melihatnya dari agan sebagai orang tua dan orang-orang yang biasa berinteraksi dengan si Kecil sehari-hari. Kalau bukan agan yang menanamkan rasa rendah hati pada si Kecil sejak dini, siapa lagi?
0 komentar:
Posting Komentar